Alamat

Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta

Email : semprongmejing@gmail.com

Hp/wa. 08562550145
Anggota Asosiasi Pengusaha Makanan dan Minuman (ASPIKA) Sleman Yogyakarta
Din.Kes P-IRT No. 806340401992

produk

produk

Selasa, 27 Maret 2012

Pelaku Industri Makanan Rumahan Cemaskan Kenaikan BBM

Rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi terus menebar keresahan di tengah masyarakat. Bak bola salju, isu tersebut mulai mendorong kenaikan harga sejumlah komoditas dan merembet ke komoditas lainnya sebagai aksi spekulasi.
Ironisnya lagi, kenaikan harga dipastikan akan kembali terjadi, bahkan lebih besar, setelah pemerintah resmi memberlakukan kenaikan harga BBM subsidi. Bukan hanya masyarakat kecil yang menjerit, sejumlah pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) juga berteriak menyikapi kebijakan tersebut.
Adalah Jumadi Hartanto (68), pengusaha kue semprong dari Cimahi, salah satu pelaku UMKM yang mengaku keberatan dengan rencana pemerintah tersebut. Apalagi, satu bulan setelah pemberlakukan kenaikan harga BBM subsidi, pemerintah berencana menaikkan harga tarif dasar listrik (TDL).
Jumadi menilai, kebijakan itu akan sangat memberatkan pelaku UMKM. Pasalnya, bukan hanya kenaikan harga kedua komoditas energi tersebut yang akan membebani pelaku UMKM, tapi juga kenaikan harga bahan baku, yang untuk pembuatan semprong di antaranya adalah tepung, mentega, telur, dan lain-lain.
“Kami sangat khawatir harga barang-barang naik. Sekarang saja, harga BBM belum naik, sudah ada beberapa barang yang harganya naik. Apalagi kalau BBM sudah naik. Ditambah lagi dengan TDL,” ujar Jumadi.
Di sisi lain, menurut dia, tidak mudah baginya untuk menaikkan harga. Ia mengaku khawatir jika harga jual dinaikkan, permintaan kue semprongnya akan merosot. Padahal, selama ini ia dan keluarganya tergantung dengan penghasilan dari usaha pembuatan kue semprong tersebut.
“Harapan kami tentu pemerintah membatalkan rencana kenaikan harga BBM subsidi. Semua akan terkena dampaknya, tapi yang paling besar adalah orang kecil, bukan orang kaya,” ujarnya.
Keluhan serupa dilontarkan pedagang yang juga perajin keripik tempe di kawasan Jln. Leuwi Panjang, Isni (44). Dia mengaku sangat dipusingkan oleh rencana pemerintah yang akan menaikkan harga BBM. Dia khawatir rencana pemerintah tersebut akan berpengaruh terhadap usaha keripik tempe yang dimilikinya.
Menurut dia, sejauh ini harga bahan baku yang naik baru minyak curah dari Rp.10.000 menjadi Rp.11.000 per kilogram. Selebihnya, bahan baku lain seperti tempe, tepung terigu, bumbu-bumbu halus, belum mengalami kenaikan.
Walaupun harga minyak goreng sudah naik, Isni mengaku belum akan menaikkan harga jual keripiknya karena biaya produksi masih bisa ditekan. “Nanti kalau harga dinaikkan justru kalah saing dengan pengusaha keripik lain,” katanya.
sumber: pikiran-rakyat.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar